Podocarpus (Podocarpus imbricatus Blume 1827 and P. Neriifolius D. Don), coniver berharga di SM Dataran Tinggi Yang

dscn2182
Jamuju (Podocarpus imbricatus)

          Hutan hujan pegunungan menyimpan sumberdaya alam yang dapat memberi manfaat bagi manusia. Hutan hujan berfungsi sebagai daerah resapan air, habitat satwa, dan penyimpan sumberaya genetik tanaman. Jamuju (Podocarpus imbricatus) dan Ki Putri/Manteng (Podocarpus neriifolius) merupakan tumbuhan dari genus Podocarpus yang dapat dijumpai di Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang umum dijumpai di daerah Pegunungan. Kayu dari tanamn ini merupakan kayu yang bernilai tinggi, hal ini karena kayu tersebut merupakan salah satu kayu gunung yang dapat digunakan sebagai bahan konstruksi rumah. Selain itu kayu ini terkenal kayu yang memiliki kekuatan yang tinggi, terutama P. neriifolius.

DSCN4665.JPG
Ki Putri/Manteng (Podocarpus neriifolius)

           Jamuju (Podocarpus imbricatus Bl.) perawakannya seperti spesies terdahulu, tinggi hingga 50 m, diameter hingga 2 m, bahkan di atas elevasi 2000 m pohon megah dengan tinggi bebas cabang hingga 20 m. Tumbuhan ini memiliki daun dua macam, sempit pada ranting pendek menyirip dan sepenerti sisik pada ujung ranting, bagian yang fertil selalu pada daun yang seperti sisik. Semai dari pohon muda berdaun tipe pertama. Biji ditunjang oleh cakram mendaging yang berwarna (Steenis, tanpa tahun). Di seluruh Jawa tumbuhan ini dapat dijumpai dalam hutan campuran lembab dan hutan cemara, pada 700-2900 mdpl, terapi di Sumatera bagian urara dan Niugini hingga 3300 m, dan di New Hebrides ditemukan pada elevasi 170 m. Banyak, tetapi terpencar; pada lereng selatan Ceremai dominan dalam zona 2400-2700 m, gejala khas yang tidak dapa diterangkan. Dari Myanmar ke Cina, di seluruh kepulauan Malesia hingga Pulau Bismarck dan New Hebrides. Nama daerahnya adalah ru arau sampinur bungn (Batak-Karo), ambun (Minanglubau) dan (It,) jamuju, ki putri, ki umara (Sunda). Seperti spesies terdahulu kayunya bagus, mungkin relah hilang pada elevasi rendah karena deforestasi.

Manteng (Poocarpus neriifolius) merupakan pohon yang sangat besar bila sudah tua, batang bulat lurus, tinggi mencapai 40 m. hingga 15-20 m tidak bercabang, diameter 1 (-1,5) m. Daun panjang 4-23 cm, lebar 0,75-2 cm. Seperti pada spesies lain dari marga konifera, bunga jantan dan betina terdapat pada pohon berbeda: bunga jantan dalam untai, bunga betina soliter dan bertangkai, biji memanjang ditunjang oleh cakrarn mendaging. Di seluruh Jawa dalam hutan primer lembab, terpencar, tidak pernah dalam tegakan, pada (400) 1000 –2600 m, bahkan pada elevasi tinggi merupakan pohon besar. Dari India ke Cina, Taiwan dan di seluruh kepulauan Malesia dan kepulauan Solomon. di pulau-pulau masih berhutan hingga daerah rendah dan dilaporkan dapat mencapai tinggi 60 m. Nama lokalnya: ki taji (Melayu, Sumatera.), ki bima dan ki putri (Sunda).

              Di Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang tumbuhan Jamuju dan Ki Putri dapat diumpai pada ketinggian 1900 mdpl seperti di Mata Air Dua dan Taman Hidup. Tumbuhan ini baik Jamuju dan Ki Putri biasanya dijumpai dalam satu lokasi tetapi tidak membentuk tegakan murni. Tumbuhan ini biasanya dalam ukuran sangat besar. Namun demikian aakantumbuhan ini jarang dijumpai, meskipun ada hanya dalam jumlah sedikit.

Sumber:

Van Steenis, C. G. G. J.2006. Flora Pegunungan Jawa. Pusat Penelitian Biologi LIPI. Bogor.

http://www.conifers.org/po/Podocarpus_neriifolius.php diakses tanggal 15 November 2016 jam 09.00

http://www.conifers.org/po/Dacrycarpus_imbricatus.php diakses tanggal 16 November 2016 jam 09.00

Published by hyangplateau

Pengendali Ekosistem Hutan Taman Nasional Tambora (Sekarang) Tenaga Kerja Bakti Rimbawan KPHK Dataran Tinggi Yang, BBKSDA Jawa Timur ( Dulu dan nanti balik lagi hahahaha)

Leave a comment