Edelweis Si Bunga Abadi yang Menghiasi SM Dataran Tinggi Yang (Anaphalis javanica (Bl.) Boeri)

dscn3137
Edelweis (Anapalis javanica (Bl.) Boeri)

           Edelweis, tumbuhan yang identik dengan gunung. Bunga ini disebut bunga abadi karena bunganya yang tidak mudah layu. Terkadang diidentikkan dengan cinta abadi, sehingga terdapat beberapa oknum pendaki yang tidak bertanggung jawab memetik bunga ini sebagai cinderamata dari gunung. Tumbuhan ini memiliki ciri-ciri berupa perdu berbulu putih seperti beledu, bercabang lebar, sering bengkok-bengkok, tinggi hingga 4 m, jarang sampai 8 m, batang sebesar pergelangan tangan. Ranting-ranting berdaun kering putih kelabu, merunduk, pada ujung atasnya terdapat daun-daun sempit yang mengumpul dan bonggol-bonggol bunga putih melimpah, tempat bunga cakram berwarna kuning. Daun tidak berbulu-kelenjar sehingga tidak lengket.

              Edelweis dijumpai seringkali mengelompok pada lahan tidak subur, terbuka, datar atau lereng berpasir atau berbatu, hamparan baru gunung, terutama di kawah-kawah yang masih aktif dan sudah mati, jarang di tempat terbuka di punggung gunung, kadang-kadang dalam tegakan besar.  Tumbuhan pionir khas berumur panjang pada endapan abu vulkanik, tanah kawah, dsb., yang menginvasi hutan elfin terbakar tetapi kemudian hilang ditelan oleh hutan alpin karena permudaan dengan bijinya dihambar oleh naungan tegakannya sendiri dan serasah di bawahnya. Semai tumbuhan ini tumbuh lambat; serbuk sari dilepaskan pada pagi hari; pada siang hari kepala putik menjadi reseptif. Berbagai jenis serangga: lebah, diptera, hemiprera, kupu-kupu, ririp, dsb. (ridak ada tawon madu) menikmati bunga-bunga yang lebat pada perbungaan. Gundungnya dalam cuaca yang penuh sinar matahari dan karenanya penyerbukan silang pasti terjadi, tetapi pada cuaca mendung penyerbukan sendiri dapat saja berlangsung. Masa berbunga kebanyakan dari April hingga Agustus.

               Di SM Datan Tinggi Yang, Edelweis dapat dijumpai mulai ketinggian 1900-an mdpl. Tumbuhan ini dapat dijumpai di sepanjang jalur pendakian mulai dari mata air 2. Tumbuhan ini dijumpai dalam kelomok kecil di jalur pendakian dan lereng-lereng gunung. Di beberapa lokasi tumbuhan ini dijumpai membentuk tegakan yang cukup rapat dan membentuk tegakan sendiri, namun di tempat lainya dijumpai dalam kelompok kecil bahkan indvidu tunggal. Edelweis yang dijumpai di kawasan ini memilki ciri ciri yang berbeda. Edelweis yang diidentifikasi sebagai Anaphalis javaica (?) dijumpai dalam jumlah melimpah dan di beberapa tempat membentuk tegakan sendiri. Jenis ini memiliki ciri-ciri daun lebih pipih dan terlihat runcing dan bedaging, berwarana hijau dan tidah berbuluh putih. Sedangkan jenis yang kedua (Anaphalis ?) adalah jenis yang dijumpai dalam kelompok kecil. Ciri-ciri dari jenis ini adalah daun lebih lebar dan telihat berwarna putih dari kejauhan karena terdapat buluh putih pada daunnya.

Bagi teman-teman yang memiliki referensi tentang jenis tersebut, mohon bantuanya untuk memperbaiki tulisan di atas. Saran dapat disampaikan di kolom komentar atau Email (samsul.maarif1945@gmail.com)

Sumber :

Van Steenis, C. G. G. J.2006. Flora Pegunungan Jawa. Pusat Penelitian Biologi LIPI. Bogor.

Published by hyangplateau

Pengendali Ekosistem Hutan Taman Nasional Tambora (Sekarang) Tenaga Kerja Bakti Rimbawan KPHK Dataran Tinggi Yang, BBKSDA Jawa Timur ( Dulu dan nanti balik lagi hahahaha)

Leave a comment