“Jancukan” Tumbuhan yang Membuat Pendaki Mengumpat Ketika Menyentuhnya

Siapa sih yang nggak kangen mendaki? mungkin semua orang sudah tidak sabar lagi untuk segera melakukan kegiatan yang satu ini? tapi apalah daya, kita harus tetap mengikuti aturan yang ada, protokol kesehatan yang sudah di tetapkan untuk menghindari bencana yang lebih besar.

Sembari menunggu pendakian kembali buka, ayo kita kenalan sama tanaman yang membuat pendaki emosi sembari mengumpat saat menyentuhnya. Ada yang sudah kenal? yups, “Jancukan” atau Jelatang. Pendaki yang sudah sering naik gunung mungkin sudah tidak asing dengan tumbuhan ini. Jika terkena di kulit rasanya panas dan nyeri dan tentunya akan langsung mengumpat saat menyentuh badan. Mungkin hal inilah sumber penamaan tumbuhan ini, umpatan pendaki.

Hamparan “Jancukan” Girardinia palmata di Jalur Pancasila, Gunung Tambora.

Jelatang atau populer di mata pendaki dengan nama “Jancukan” merupakan tanaman dari famili Urticaceae. Tumbuhan ini biasanya tumbuh di bawah tegakan hutan yang terbuka. Ciri khas dari tumbuhan ini yaitu semua bagian tubuh tumbuhan dipenuhi duri-duri halus, jika terkena kulit akan menimbulkan efek nyeri dan panas.

Di Jalur pendakian Tambora “Jancukan” atau mladi dalam bahasa Bima sudah sangat umum, apalagi di Jalur Pancasila. Tumbuhan ini semacam “hadiah” selamat datang bagi pengunjung. Jika belum kena tumbuhan ini sepertinya ada yang kurang, bisa merasakan sensasi nyeri sambil menahan emosi.

Terdapat beberapa jenis tumbuhan yang biasa di sebut jelatang. Walaupun dari spesies yang berbeda pendaki umumnya menganggap mereka sama. Jenis pertama yaitu Girardinia palmata. Jenis ini adalah yang paling umum, banyak dijumpai di berbagai gunung seperti di Gunung Argopuro. Ciri khas dari jenis ini yaitu memiliki daun seperti menjari. Batang mengayu pada pangkalnya dan semua bagian tubuh ditumbuhi bulu panjang. Jenis satu lagi yaitu Urtica bullata. Mirip dengan jenis sebelumnya tetapi bentuk daunnya berbeda. Bentuk daun jenis ini biasanya bulat hingga berbentuk waru.

Meski tumbuhan ini membuat emosi pendaki, tapi tumbuhan ini merupakan salah satu pakan rusa. Sering di beberapa titik terlihat bekas dimakan rusa pada tumbuhan ini. Menurut catatan Ledeboer (G.Iyang, Jawa Timur), rusa jantan memakan “Jancukan” untuk meningkatkan panas dan kekuatan untuk berkelahi.

Nanti saat wabah sudah mereda dan pendakian sudah di buka bisa datang ke Tambora untuk berkenalan langsung. Tapi ingat, harus bisa tahan emosi kalau nanti diajak salam sama mereka, he.

Published by hyangplateau

Pengendali Ekosistem Hutan Taman Nasional Tambora (Sekarang) Tenaga Kerja Bakti Rimbawan KPHK Dataran Tinggi Yang, BBKSDA Jawa Timur ( Dulu dan nanti balik lagi hahahaha)

Leave a comment